Sebelum mengerti cara membuat custom post type WordPress, ada baiknya untuk mengenal apa itu custom post type pada artikel berikut.
Ambil contoh kasus jika kamu ingin menambahkan dafar portfolio pada website WordPress-mu, maka kita bisa gunakan custom post type untuk mewujudkan hal tersebut.
Simak tutorialnya dibawah ini.
Cara Membuat Custom Post Type
Login cPanel untuk akses File Manager atau bisa juga login FTP
Masuk ke dalam folder Theme yang kamu gunakan, lalu buka file functions.php
Tambahkan baris kode berikut pada baris paling bawah, lalu save
// Fungsi untuk menambahkan custom post type baru
function add_portfolio_post_type() {
register_post_type( 'portfolios', array(
'labels' => array(
'name' => __( 'Portfolios' ),
'singular_name' => __( 'Portfolio' )
),
'public' => true, //tampilkan di publik
'has_archive' => true, //mempunyai halaman archive
'rewrite' => array(
'slug' => 'portfolio' ), // slug yang tampil di url
'show_in_rest' => true,
)
);
}
// Panggil hook untuk menjalankan fungsi yang kita buat
add_action( 'init', 'add_portfolio_post_type' );
Setelah menambahkan kode tersebut, custom post type baru bernama “Portfolios” akan muncul di halaman menu dashboard admin WP kamu
Seorang WordPress Developer yang sedang menekuni dunia Internet Marketing. Di Personal Blog saya ini, saya akan dengan senang hati untuk berbagi informasi-informasi mengenai WordPress secara gratis.
Database adalah salah satu komponen yang penting bagi sebuah website. Dengan database, website dapat menyimpan data untuk waktu yang lama, selain itu juga dapat menampilkan data tersebut kepada user.
Begitu juga WordPress peran database sangatlah penting karena semua post dan artikel yang kita buat akan disimpan di database.
Jika anda adalah seorang programmer yang berniat membuat plugin atau theme bagi WordPress maka tidak jarang anda memerlukan suatu metode untuk mengakses database pada sistem WordPress dengan mudah dan cepat dibanding anda harus membuat fungsi itu semua dari awal.
WordPress sendiri telah menyediakan sebuah objek dari class yang bernama “wpdb” untuk melakukan fungsi-fungsi mengolah/memanipulasi database. Class wpdb terletak di dalam “wp-includes/wp-db.php”.
/**
* WordPress database access abstraction class.
*
* This class is used to interact with a database without needing to use raw SQL statements.
* By default, WordPress uses this class to instantiate the global $wpdb object, providing
* access to the WordPress database.
*
* It is possible to replace this class with your own by setting the $wpdb global variable
* in wp-content/db.php file to your class. The wpdb class will still be included, so you can
* extend it or simply use your own.
*
* @link https://developer.wordpress.org/reference/classes/wpdb/
*
* @since 0.71
*/
class wpdb {
/**
* Whether to show SQL/DB errors.
*
* Default is to show errors if both WP_DEBUG and WP_DEBUG_DISPLAY evaluate to true.
*
* @since 0.71
* @var bool
*/
Object wpdb ini disimpan dalam sebuah variabel global $wpdb, sehingga bisa diakses dimana saja dengan melakukan deklarasi variabel global seperti berikut:
global $wpdb;
Untuk mengenal fungsi $wpdb lebih lanjut, didalam objek wpdb sendiri sudah disediakan berbagai method yang bisa kita gunakan.
Beberapa method penting untuk mengenal fungsi $wpdb
get_results: Untuk mengambil data dari tabel-tabel yang ada di database
get_row: Untuk mengambil data terbatas hanya satu baris (row) saja
get_var: Untuk mengambil nilai satu variabel atau satu kolom tertentu dari database
update: Untuk mengupdate nilai pada database
insert: Untuk menambahkan baris baru pada sebuah tabel
delete: Untuk menghapus nilai tertentu pada database
query: Untuk eksekusi query sql secara bebas
Berikut adalah contoh cara menggunakan method get_results untuk mengambil semua baris dari tabel wp_posts dan memiliki post_type=post:
global $wpdb;
$rows = $wpdb->get_results( "SELECT * FROM {$wpdb->posts} WHERE post_type='post'" );
Object wpdb juga menyediakan beberapa atribut atau properti penting yang bisa kita gunakan.
Cth beberapa atribut penting pada $wpdb
prefix: Untuk mendapatkan prefix tabel WordPress, biasanya WP berisi prefix “wp_”. Cara memanggilnya bisa bisa dengan cara menuliskan $wpdb->prefix.
last_query: Untuk mendapatkan query SQL terakhir yang dieksekusi. Ini kadang perlu untuk melakukan debuging. Cth: $wpdb->last_query;
last_error: Untuk menampilkan pesan error query terakhir (jika ada). Cth: $wpdb->last_error;
posts: Untuk mendapatkan nama tabel posts beserta prefixnya secara lengkap, cth: $wpdb->posts akan mengembalikan nilai “wp_posts” jika prefix WP adalah “wp_”. Untuk mendapatkan nama tabel utama WordPress yang lain selain wp_posts tinggal gunakan saja nama setelah prefix-nya. Contoh untuk mendapatkan nama wp_postsmeta, gunakan $wpdb->postmeta. Catatan: Hindari menuliskan kode nama tabel secara statis (wp_posts, wp_postmeta, dll), karena prefix tabel WordPress belum tentu adalah “wp_”.
Kesimpulan: WordPress menyediakan sebuah objek yang bernama wpdb dan dipanggil dengan menggunakan variabel global bernama $wpdb. Objek wpdb menyediakan beberapa method dan atribut yang penting untuk melakukan manipulasi database.
Seorang WordPress Developer yang sedang menekuni dunia Internet Marketing. Di Personal Blog saya ini, saya akan dengan senang hati untuk berbagi informasi-informasi mengenai WordPress secara gratis.
Seorang WordPress Developer yang sedang menekuni dunia Internet Marketing. Di Personal Blog saya ini, saya akan dengan senang hati untuk berbagi informasi-informasi mengenai WordPress secara gratis.
Seorang WordPress Developer yang sedang menekuni dunia Internet Marketing. Di Personal Blog saya ini, saya akan dengan senang hati untuk berbagi informasi-informasi mengenai WordPress secara gratis.
Untuk mengatasi error 404 Not Found di WordPress kita perlu mengidentifikasi dahulu apa penyebabnya.
Penyebab yang paling umum adalah permalink structure yang error karena mengutak-atik plugin atau theme.
Ciri-cirinya adalah halaman yang bisa terbuka hanya halaman homepage, namun ketika Anda mencoba membuka halaman lain seperti About Us, Artikel, Contuct Us, dll, semuanya itu menjadi tidak terbuka alias Error 404 Not Found.
Tidak perlu risau, ikuti trik berikut ini maka masalah Anda akan selesai kurang dari 1 menit.
Cara Mengatasi Error 404 Not Found di WordPress
Login ke Dashboard WordPress Anda.
Hover menu “Settings”.
Klik Menu “Permalinks”. Lihat gambar di bawah.
Cara membuka halaman Permalink
Ketika halaman Permalink Setting sudah terbuka, maka klik tombol “Save Changes” tanpa perlu mengubah apapun.
Cek kembali semua halaman Anda, biasanya akan langsung terbuka.
Seorang WordPress Developer yang sedang menekuni dunia Internet Marketing. Di Personal Blog saya ini, saya akan dengan senang hati untuk berbagi informasi-informasi mengenai WordPress secara gratis.
Cara Melihat Post ID WordPress – Post ID adalah sebuah angka unik yang menjadi tanda pengenal bagi setiap post pada WordPress. Biasanya kita akan membutuhkan Post ID untuk mengetahui segala informasi yang terkait dengan sebuah post.
Post ID terkait digunakan pada semua jenis post type, seperti: page, post, product, dll
WordPress memang tidak secara langsung memperlihatkan Post ID kita lewat tampilan antarmuka mereka. Namun kita masih bisa mengetahui post ID dengan tips sederhana berikut:
Cara Melihat Post ID WordPress
Login ke dalam Dashboard WP Anda
Buka Menu Post anda, cth: Pages untuk post type: page, Posts untuk post type: post.
Pada tabel list post, hover atau arahkan mouse pada judul post tanpa perlu diklik.
Lihatlah angka Post ID pada url yang tampil pada layar sebelah kiri bawah monitor. Post ID berada tepat disebelah kanan kata “post=”. Post ID juga dapat dilihat di browser url saat anda mengedit sebuah post.
Seorang WordPress Developer yang sedang menekuni dunia Internet Marketing. Di Personal Blog saya ini, saya akan dengan senang hati untuk berbagi informasi-informasi mengenai WordPress secara gratis.
Cara Setting SMTP Gmail di WordPress – Mungkin belum banyak yang tau jika kita bisa menghubungkan Gmail dengan WordPress sehingga kita bisa mendapatkan keuntungan dari fitur-fitur yang diberikan oleh Google.
Pada kondisi awal WordPress akan menggunakan fitur email server yang diberikan oleh hosting, namun jika pada server yang kurang baik, kadang email yang dikirimkan oleh website WordPress mejadi tertunda atau gagal kirim, atau kadang juga email yang terkirim hanya masuk ke dalam spam folder.
Untuk mengatasi hal ini sebenarnya kita bisa menggunakan fitur SMTP yang diberikan oleh pihak ke 3 seperti Mailjet, Mailgun, Sendgrid, dll. Tetapi memang kebanyakan layanan yang bagus tidak gratis.
Nah, salah satu keuntungan yang bisa kita dapatkan jika menggunakan SMTP Gmail adalah layanan itu gratis.
Memang kita hanya dapat menggunakan alamat gmail yang kita saja sebagai alamat pengirim.
Untuk menggunakan nama domain kita seperti [email protected] kita tetap harus mendaftarkan domain kita sebagai alamat email Google melalui fitur Gsuite, namun itu juga berbayar.
Tetapi jika Anda tidak mempermasalahkan untuk tetap menggunakan alamat gmail Anda sendiri, maka silakan ikuti tutorial berikut.
Tutorial ini secara garis besar terbagi menjadi 2 bagian, yaitu mendapatkan credentials (kode Client ID dan Client Secret)dari Google dan Setting plugin Post SMTP.
Plugin yang akan kita gunakan membutuhkan akses ke API Google untuk dapat mengirimkan email menggunakan alamat gmail kita.
Cara Setting SMTP Gmail di WordPress
Langkah 1: Install plugin Post SMTP Mailer/Email Log
Masuk ke halaman Dashboard WordPress Anda, lalu hover menu “Plugins”, lalu klik “Add New”.
Ketikan kata kunci “post smtp” pada kolom pencarian di kanan atas. Silakan lihat gambar.
Ketika muncul grid plugin “Post SMTP Mailer/Email Log”, maka klik “Install Now”.
Lalu Klik “Active” (tombol yang berwarna biru).
Langkah 2: Masuk Halaman pengaturan Post SMTP
Klik “Post SMTP”.
Langkah 3: Mulai Pengaturan
Klik “Start the Wizard”
Langkah 4: Isi Email dan Nama
Isi alamat email gmail yang akan Anda gunakan di kolom email, dan isi nama Anda di kolom nama. Klik “Next”
Langkah 5: Isi mail server
Sistem akan mendeteksi dan mengisi otomatis. Klik “Next”
Langkah 6: Pilih Socket dan Mode Otentikasi
Sistem akan mendeteksi dan mengisi otomatis. Klik “Next”
Hal yang perlu diperhatikan kita sebaiknya menggunakan Oauth 2.0 karena lebih aman dan fleksibel dibandingkan dengan menggunakan otentikasi username dan password. Karena jika kita mengganti password akun gmail kita, maka kita pun harus mengupdate setting ini nantinya (tidak fleksibel). Selain itu Aplikasi pun tak perlu tau password Google/Gmail kita, maka lebih aman.
Langkah 7: Simpan Alamat URL yang diperlukan
Dihalaman ini terdapat informasi 2 alamat url yang kita perlukan untuk setting API di Google (warna hijau), dan kita akan mendapatkan Client ID dan Client Secret yang akan kita isi di kolom warna merah.
Perhatian: Jangan close dulu halaman ini, karena akan kita gunakan lagi nanti.
Langkah 8: Membuat Project Baru di Google API Console
Saya asumsikan Anda sudah memiliki akun Gmail dan sudah login ke dalam akun google Anda.
Seorang WordPress Developer yang sedang menekuni dunia Internet Marketing. Di Personal Blog saya ini, saya akan dengan senang hati untuk berbagi informasi-informasi mengenai WordPress secara gratis.
Artikel ini merupakan artikel lanjutan dari artikel sebelumnya: Cara Debug WordPress untuk Melihat Pesan Error. Anda boleh membaca kembali artikel sebelumnya sebelum melanjutkan ke topik WordPress Log File.
Jika pada artikel sebelumnya kita hanya menampilkan pesan error pada layar, maka pada artikel kali ini kita akan belajar untuk menampilkan pesan error pada sebuah file (error log file).
Fitur ini sudah ada pada WordPress, namun kita perlu mengaktifkannya agar bisa digunakan.
Mengaktifkan WordPress Log File
Buka file “wp-config.php” yang terletak di root folder website Anda (bisa lewat File Manager pada cPanel, atau FTP)
temukan baris code dengan tulisan “define( ‘WP_DEBUG’, false ); “
Ganti text menjadi “define( ‘WP_DEBUG’, true );“.
lalu tambahkan baris code baru dibawahnya: “define( ‘WP_DEBUG_LOG’, true );”. Secara default error log akan tersimpan pada directory “wp-content” dengan nama “debug.log “. Tapi jika Anda ingin mengubah path file, anda bisa memasukan path file kedalam code jadi seperti ini: “define( ‘WP_DEBUG_LOG’, ‘/public_html/wp_error.log’ );”
sebagai tambahan, Anda bisa tambahkan lagi 1 baris code: “define( ‘WP_DEBUG_DISPLAY’, false );”. code ini berfungsi untuk menonaktifkan pesan error ditampilkan pada html atau layar monitor. Dan pesan error hanya akan tampil di file log saja.
Save File.
/**
* For developers: WordPress debugging mode.
*
* Change this to true to enable the display of notices during development.
* It is strongly recommended that plugin and theme developers use WP_DEBUG
* in their development environments.
*
* For information on other constants that can be used for debugging,
* visit the documentation.
*
* @link https://wordpress.org/support/article/debugging-in-wordpress/
*/
define( 'WP_DEBUG', true );
define( 'WP_DEBUG_LOG', true );
define( 'WP_DEBUG_DISPLAY', false );
Nah demikian tips singkat bagaimana cara mengaktifkan WordPress log file. Semoga Info ini bermanfaat.
Seorang WordPress Developer yang sedang menekuni dunia Internet Marketing. Di Personal Blog saya ini, saya akan dengan senang hati untuk berbagi informasi-informasi mengenai WordPress secara gratis.
Jika Anda adalah seorang Developer yang belum terlalu familiar dengan structure coding WordPress, maka tips berikut adalah sebuah keharusan yang harus Anda ketahui untuk mengutak-atik code pada Plugin atau Theme WordPress. Silakan simak cara debug WordPress berikut:
Cara Debug WordPress dengan WP_DEBUG
Buka file “wp-config.php” yang terletak di root folder website Anda (bisa lewat File Manager pada cPanel, atau FTP)
temukan baris code dengan tulisan “define( ‘WP_DEBUG’, false ); “
Ganti text menjadi “define( ‘WP_DEBUG’, true );“.
Save File.
/**
* For developers: WordPress debugging mode.
*
* Change this to true to enable the display of notices during development.
* It is strongly recommended that plugin and theme developers use WP_DEBUG
* in their development environments.
*
* For information on other constants that can be used for debugging,
* visit the documentation.
*
* @link https://wordpress.org/support/article/debugging-in-wordpress/
*/
define( 'WP_DEBUG', true );
Setelah melakukan trik sederhana di atas, maka WordPress Anda sekarang sedang dalam mode debuging. Setiap pesan error dan warning akan tampil pada layar monitor, dan akan memudahkan Anda untuk melakukan perbaikan atau modifikasi.
Kapan mode debugging perlu diaktifkan?
Ketika Anda sedang mendevelop Plugin atau Theme. Supaya Plugin atau Theme buatan Anda bebas bug, Anda perlu melihat setiap pesan error dan warning yang tampil.
Ketika website WordPress mengalami kerusakan, dan Anda perlu untuk memperbaikinya.
Ketika Anda melakukan maintenance pada Website, setelah mengupdate Plugin atau Theme, maka Anda perlu melakukan pengecekan menyeluruh pada website.
Kapan mode debugging sebaiknya tidak aktif?
Saat website sedang live dan dikunjungi pengunjung. Beberapa pesan warning dari PHP mungkin akan mengganggu user experience dari pengunjung website Anda.
Demikianlah tips untuk mengaktifkan mode debug pada WordPress, semua tips kali ini bermanfaat.
Seorang WordPress Developer yang sedang menekuni dunia Internet Marketing. Di Personal Blog saya ini, saya akan dengan senang hati untuk berbagi informasi-informasi mengenai WordPress secara gratis.
Apakah Anda ingin website WordPress anda lebih cepat diakses seperti website-website yang terkenal? Mari simak artikel ini untuk mendapatkan inspirasi.
Mengapa kita harus mempercepat loading WordPress kita?
Ada beberapa keuntungan yang bisa Anda dapatkan jika memiliki website dengan loading time yang cepat.
Keuntungan website loading speed yang tinggi
Google atau Search Engine yang lain sangat menyukai website yang cepat untuk ditampilkan sebagai prioritas di halaman pencarian mereka. Maka ini bisa meningkatkan jumlah visitor juga.
Kecil kemungkinan pengunjung website pergi sebelum melihat konten karena menunggu terlalu lama.
Meningkatkan Engagement dengan pengunjung.
Hasil studi yang dikerjakan oleh Geoff Kenyon menghasilkan kesimpulan:
25% website memiliki load speed 5 detik.
50% website memiliki load speed 2,9 detik
75% website memiliki load speed 1,7 detik
94% website memiliki load speed 0,8 detik
Lalu berapa waktu untuk load yang ideal bagi sebuah website?
Menurut Semrush (bisa dibaca di sini ), goal yang harus dicapai untuk memuaskan pengunjung adalah load time 2 detik. Maka website kita baru bisa dikatakan cepat jika dapat diakses paling tidak 2 detik saja.
Tetapi mengingat angka 2 detik menurut saya sangat sulit untuk dicapai, maka mencapai angka 3 detik saja itu sudah merupakan pencapaian yang cukup baik.
Tetapi sayangnya WordPress tidak secara default memberikan itu semua, jadi sebagai pengguna WordPress kita perlu melakukan optimasi untuk meningkatkan kecepatan loading website kita.
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kecepatan loading website kita.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan website
Kecepatan Server – bagaimana spesifikasi server hosting kita juga sangat menentukan kecepatan loading speed WordPress. Mengingat WordPress adalah CMS yang cukup berat, kita perlu mempertimbangkan untuk menyewa layanan hosting yang memang dikhususkan untuk WordPress.
Plugin dan Theme – Pilihan plugin dan theme sendiri sangat menentukan kecepatan, karena semakin banyak plugin yang kita aktifkan maka semakin banyak baris code PHP yang harus dieksekusi oleh CPU, otomatis waktu tunggu semakin bertambah. Untuk itu sebaiknya gunakanlah Theme yang ringan dan sederhana. Dan tidak perlu mengaktifkan banyak plugin yang tidak terlalu kita perlukan. Cukup aktifkan plugin yang paling esensial saja.
Kecepatan Internet – Kecepatan akses internet dari pengguna sendiri juga sangat mempengaruhi loading speed website kita. Karena kita berada di Indonesia yang terkenal dengan akses internetnya yang lambat, maka sangat perlu diperhatikan untuk tidak membuat tampilan website yang terlalu rumit dan fitur canggih disana sini. Karena banyak fitur-fitur canggih hanya akan memperlambat load speed website. Kecuali jika memang itu diperlukan.
Property Website – Property atau aset-aset website seperti gambar, css, javascript, sangat mempengaruhi kecepatan website. Ketika browser pertama kali membuka website, maka browser akan mendownload property/aset dari website ini ke device kita supaya dapat ditampilkan berupa visual ke layar monitor. Semakin besar size aset-aset tersebut, maka semakin lama pula waktu tunggunya. Theme yang sederhana biasanya tidak memuat file css dan javascript yang besar, sehingga waktu download bisa dipersingkat. Demikian juga jika kita mengupload gambar, diharapkan mengkompres atau dikecilkan dulu resolusi gambar supaya tidak menjadi terlalu besar size-nya ketika diupload.
Optimasi – Ada perbedaan kecepatan signifikan diantara website yang dioptimasi dengan yang tidak. Maka faktor ini juga cukup menjadi penentu. Kita bisa melakukan pengecekan apakah website kita sudah optimal atau belum melalui layanan Google PageSpeed Insight dan GTmetrix. Melalui layanan tersebut kita bisa melihat indikator-indikator apa yang perlu diperbaiki dalam website kita. Bagaimana cara melakukan optimasi WordPress? silakan baca lebih lanjut.
Setelah kita mengetahui faktor-faktor apa saja yang sangat mempengaruhi kecepatan website, maka kita juga perlu mengetahui bagaimana cara melakukan optimasi, agar website semakin cepat ketika diakses.
Berikut saya informasikan cara mempercepat loading WordPress dengan sangat sederhana, yang biasanya sering saya lakukan.
Optimasi dan Cara Mempercepat Loading WordPress
Menginstall plugin Autoptimize – Plugin autoptimize sangat berguna untuk mengkompres ukuran html, javascript dan css. Plugin ini juga menyediakan fitur Image Lazy Load. Sebaiknya aktifkan fitur ini, supaya website lebih cepat diakses karena proses download gambar dilakukan hanya ketika layar monitor mengarah pada gambar tersebut.
Menginstall plugin Async JavaScript– Plugin ini sangat berguna untuk membuat file javascript untuk diakses secara asyncronous atau defer. Sehingga visual website bisa ditampilkan lebih cepat tanpa menunggu loading javascriptnya selesai.
Menginstall plugin Cache – Banyak sekali plugin cache yang bisa Anda gunakan, saya sendiri suka menggunakan WP Super Cache karena pengaturannya sangat sederhana. Plugin Cache berguna menyimpan cache website kedalam sebuah file static, sehingga tidak diperlukan waktu tunggu untuk memproses file PHP secara berulang kali.
Menggunakan plugin Image Compression – Banyak sekali plugin yang bisa digunakan, salah satu contoh yaitu Smush. Plugin ini akan mengkompres file image yang kita upload, sehingga ukurannya menjadi lebih kecil.
Untuk saat ini 4 hal tersebut adalah hal yang paling sederhana yang bisa Anda lakukan untuk optimasi WordPress Anda. Tentu masih ada hal-hal teknis lain yang bisa kita lakukan supaya meningkatkan performa website kita. Detail-detail bagaimana cara setting plugin untuk optimasi berikut tips trik optimasi lain akan saya berikan dalam artikel yang lain. Pastikan untuk selalu aktif mengunjungi blog ini karena, banyak sekali tips-tips seputar website dan WordPress yang akan saya bagikan.
Seorang WordPress Developer yang sedang menekuni dunia Internet Marketing. Di Personal Blog saya ini, saya akan dengan senang hati untuk berbagi informasi-informasi mengenai WordPress secara gratis.